01 Julai 2011

TAFSIR SURAH AL-QASAS, AYAT 4-5. Firaun yang zalim.

سُوۡرَةُ القَصَص

إِنَّفِرْعَوْنَعَلَا فِيالْأَرْضِوَجَعَلَأَهْلَهَاشِيَعًايَسْتَضْعِفُطَائِفَةًمِّنْهُمْيُذَبِّحُأَبْنَاءهُمْوَيَسْتَحْيِينِسَاءهُمْإِنَّهُ كَانَمِنَالْمُفْسِدِينَ (٤)
Sesungguhnya Firaun telah berlaku zalim di bumi (Mesir) dengan melampaui batas, serta dia menjadikan penduduknya berpuak-puak. Dia menindas sepuak di antaranya dengan membunuh anak-anak lelaki mereka dan membiarkan hidup anak-anak perempuan mereka. Sesungguhnya adalah dia dari golongan yang membuat kerosakan. (4)

Pada ayat ini Allah SWT menerangkan kisah Firaun yang mempunyai kekuasaan mutlak di negeri Mesir, tak satu kekuasaan yang lebih tinggi dari kekuasaannya, apa saja yang disukai dan dikehendakinya harus terlaksana, semua rakyat tunduk dan patuh di bawah perintahnya sampai dia mengangkat dirinya menjadi tuhan.

Dengan kekuasaan mutlak itu ia dapat melakukan kezaliman dan penganiayaan dengan sewenang-wenang. Pemerintahnya bukan berdasar keadilan dan akhlak yang mulia, tetapi berdasarkan kemauan dan keinginannya semata. Dipecah belahnya kaumnya kepada beberapa golongan dan ditanamkannya pada golongan-golongan itu benih pertentangan dan permusuhan agar dia tetap berkuasa terhadap mereka. Apa saja gerakan yang dirasakannya menentang kekuasaannya harus dibasmi dan dikikis habis. Kalau ada berita atau issu yang mengatakan bahwa seseorang atau satu golongan berusaha untuk menumbangkan kekuasaannya atau mungkin menjadi sebab bagi kejatuhannya, pastilah orang atau golongan itu dimusnahkannya. Golongan yang dianggap setia dan selalu menunjang dan mengokohkan singgasananya dimuliakan dan didekatkan, diberi berbagai macam fasilitas dan keistimewaan agar golongan itu dapat berkembang dan menjadi kuat dan jaya.

Demikianlah Firaun telah menindas golongan Bani Israel karena dianggapnya golongan yang berbahaya, golongan yang bila dibiarkan pasti akan merubuhkan pemerintahannya. Dia memperlakukan golongan ini dengan sewenang-wenang direndahkan dan dihinakan malah dianggap sebagai golongan budak yang tidak mempunyai apa-apa kecuali untuk bekerja paksa membangun piramid dan mengerjakan pekerjaan-pekerjaan kasar dan berat lainnya. Apalagi setelah ia mendengar dari tukang-tukang tenung bahwa yang akan merubuhkan kekuasaannya ialah Bani Israel.

Semenjak itu Firaun telah bertekad bulat untuk membasmi golongan ini. Selain dengan memperlemah dan memperbudak mereka, diambilnya lagi suatu tindakan kejam, tidak berperikemanusiaan yaitu setiap anak laki-laki yang lahir di kalangan Bani Israel harus dibunuh seketika, tanpa belas kasihan tanpa memperdulikan ratap tangis ibu, karena anaknya yang dikandungnya dengan susah payah selama sembilan bulan dan menjadi tumpuan harapannya dan buah hatinya direnggutkan dari pangkuannya.

Dengan tindakan ini Firaun menyangka bahwa Bani Israel tentu akan musnah dengan sendirinya karena tidak ada lagi bibit yang akan tumbuh dan berkembang. Adapun anak-anak perempuan dibiarkan hidup, karena anak-anak perempuan itu dapat dipergunakan tenaganya dan dapat pula dijadikan gundik untuk memuaskan hawa nafsu birahinya dan nafsu birahi kaumnya. Oleh karena itu Allah mencapnya sebagai orang yang berbuat kebinasaan di muka bumi. Kalau ada perikemanusiaan sedikit saja dalam hatinya tentu dia tidak akan berlaku sekejam itu.

Banyak cara-cara lain yang tidak bertentangan dengan perikemanusiaan dapat dilakukan oleh Firaun untuk membendung terjadinya apa yang ditakutinya itu tetapi karena hatinya sudah keras membatu dan pikirannya sudah gelap tak ada sedikit cahayapun yang meneranginya tak ada jalan yang tampak olehnya kecuali membasmi semua anak laki-laki Bani Israel. Disebarkannya mata-mata ke seluruh pojok negeri Mesir untuk menyelidiki semua perempuan. Bila ada di antara mereka yang hamil dicatatlah perempuan itu dan ditunggu datangnya masa melahirkan. Bila yang dilahirkan anak perempuan akan dibiarkan saja, tetapi kalau yang dilahirkan anak laki-laki langsung anak itu diambil untuk dibunuh.

Tetapi apakah dengan tindakan itu Firaun dapat mempertahankan kekuasaannya? Pasti tidak, Karena di balik kekuasaannya itu ada kekuasaan yang jauh lebih perkasa yaitu kekuasaan Allah SWT yang tak dapat dikalahkan oleh siapapun. Dia lah Maha Pencipta Maha Kuasa dan Maha Perkasa.

Diriwayatkan oleh As-Suddi, Firaun bermimpi melihat api datang ke negerinya dari Baitulmakdis. Api itu membakar rumah-rumah kaum Qibti dan membiarkan rumah-rumah Bani Israel. Firaun bertanya kepada orang-orang cerdik pandai dan tukang-tukang tenung. Tukang-tukang tenung menjawab bahwa takwil mimpi itu ialah akan lahir seorang anak laki-laki (dari Bani Israel) yang akan meruntuhkan kekuasaannya di Mesir. Maka takwil inilah yang mendorong Firaun melakukan tindakan kejam dan ganas itu.

وَنُرِيدُأَننَّمُنَّعَلَىالَّذِينَ اسْتُضْعِفُوافِيالْأَرْضِوَنَجْعَلَهُمْأَئِمَّةًوَنَجْعَلَهُمُالْوَارِثِينَ(٥)
Dan Kami hendak berihsan dengan memberikan pertolongan kepada kaum yang tertindas di negeri itu dan hendak menjadikan mereka pemimpin-pemimpin, serta hendak menjadikan mereka orang-orang yang mewarisi (apa yang dimiliki oleh Firaun dan kaumnya). (5)

Pada ayat ini Allah menerangkan bahwa Dia akan melimpahkan rahmat dan karunia-Nya kepada Bani Israel yang tertindas dan lemah itu dengan memberikan kepada mereka kekuasaan duniawi dan kekuasaan agama. Maka berdirilah berkat perjuangan mereka satu kerajaan yang besar dan kuat di negeri Syam dan akhirnya mereka mempunyai kekuasaan yang besar di Mesir yang dahulunya pernah menindas dan memperbudak mereka. Hal ini ditegaskan Allah lagi dalam ayat lain Firman-Nya

وأورثنا القوم الذين كانوا يستضعفون مشارق الأرض ومغاربها التي باركنا فيها وتمت كلمة ربك الحسنى على بني إسرائيل بما صبروا ودمرنا ما كان يصنع فرعون وقومه وما كانوا يعرشون

Surah Al-Araf

Dan Kami wariskan kepada kaum (Bani Israil) yang telah tertindas itu akan daerah-daerah timur bumi (Palestin) dan daerah-daerah baratnya, yang Kami telah melimpahkan berkat padanya dan telah sempurnalah Kalimah Allah (janjiNya) yang baik kepada kaum Bani Israil kerana kesabaran mereka (semasa mereka ditindas oleh Firaun), dan Kami telah hancurkan apa yang telah dibuat oleh Firaun dan kaumnya dan apa yang mereka telah dirikan (dari bangunan-bangunan yang tinggi) (137)

Demikianlah bila Allah menghendaki sesuatu pastilah terlaksana. Bagaimanapun kuatnya Firaun dengan tentaranya dan kekayaannya dan bagaimanapun lemahnya Bani Israel sampai tidak mempunyai kekuasaan sedikitpun bahkan selalu ditindas, dianiaya dan diambil terhadapnya tindakan permusuhan, tetapi karena Allah hendak memulihkan mereka ada saja jalan dan kesempatan bagi mereka untuk bangun dan bergerak, berkat keuletan dan kesabaran, mereka berhasil juga sampai menguasai negeri Mesir yang pernah memperbudak mereka.

Allah memperlihatkan kepada Firaun apa yang selalu ditakutinya, ditakuti oleh Haman menterinya dan ditakuti oleh tentaranya yaitu runtuhnya kerajaan mereka dengan lahirnya seorang bayi, yaitu Musa yang luput dari pengawasan Firaun. Bahkan bayi itu diasuh dan dididik di istana Firaun, dimanjakan, dibesarkan dengan penuh kasih sayang, padahal bayi itulah nanti di waktu besarnya yang akan menumbangkan kekuasaannya menghancurkan tentaranya dan menaklukkan negaranya.

Bagaimana perihnya luka yang ditimbulkan dalam hati Firaun ketika ia melihat anak yang disayangi dan dimanjakan yang menantangnya dan melawan kekuasaannya, tetapi apa hendak dikata kesombongan, takabur dan keangkuhannya tak ada gunanya lagi bila berhadapan dengan kekuasaan Allah dan keperkasaan-Nya. Pendeknya semua tindakan Firaun itu kontan dibalas dengan tindakan yang setimpal.

Ada lima tindakan yang dilakukan oleh Firaun yang melampaui batas:

1. Dia menganggap dirinya berkuasa mutlak karena itu ia bersikap takabur dan sombong sampai mendakwakan dirinya sebagai tuhan.
2. Untuk menjamin kelestarian kekuasaannya dia memecah belah bangsanya dan ingin memusnahkan golongan yang menentangnya.
3. Dia membunuh semua bayi laki-laki Bani Israel.
4. Dia biarkan anak-anak perempuan mereka hidup untuk dipekerjakan dan diambil jadi gundik.
5. Dia berlaku sewenang-wenang dan berbuat kerusakan di muka bumi.

Lima tindakan Firaun itu dibalasi oleh Allah dengan lima tindakan pula, yaitu:

1. Allah membebaskan Bani Israel dari cengkeraman Firaun dan kaumnya.
2. Allah menjadikan Bani Israel yang tertindas itu, karena taatnya kepada Allah, menjadi pemuka dan pemimpin di dunia dan akhirat.
3. Allah mewariskan kepada mereka negeri Syam dengan menjadikan mereka berkuasa di sana.
4. Allah mewariskan pula kepada mereka negeri Mesir.
5. Allah memperlihatkan kepada Firaun, Haman dan tentaranya bagaimana runtuhnya kekuasaan mereka.

Demikianlah Allah memperlihatkan kekuasaan-Nya. Suatu hal yang rasanya tidak mungkin terjadi yaitu tumbangnya suatu kekuasaan besar oleh orang-orang yang lemah karena ditindas dan dianiaya. Benarlah Allah memberikan kekuasaan kepada siapa yang dikehendaki-Nya, membuat dan mencabut kekuasaan dari siapa yang dikehendaki-Nya sebagai tersebut dalam firman-Nya:

قل اللهم مالك الملك تؤتي الملك من تشاء وتنزع الملك ممن تشاء وتعز من تشاء وتزل من تشاء بيدك الخير إنك على كل شيء قدير(٢٦)

Al-E-Imran

Katakanlah (wahai Muhammad): Wahai Tuhan yang mempunyai kuasa pemerintahan! Engkaulah yang memberi kuasa pemerintahan kepada sesiapa yang Engkau kehendaki, dan Engkaulah yang mencabut kuasa pemerintahan dari sesiapa yang Engkau kehendaki. Engkaulah juga yang memuliakan sesiapa yang Engkau kehendaki dan Engkaulah yang menghina sesiapa yang Engkau kehendaki. Dalam kekuasaan Engkaulah sahaja adanya segala kebaikan. Sesungguhnya Engkau Maha Kuasa atas tiap-tiap sesuatu. (26)

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Laundry Detergent Coupons